Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta" (QS. Al Ankabut: 2-3)
Tidakmenjadi satu kesalahan untuk memohon kepada Allah SWT agar keinginan itu dimakbulkan-Nya, asalkan tidak melanggar batasan syarak.","body":" Setiap manusia yang hidup di dunia mempunyai hasrat dan keinginan.Ada kalanya keinginan yang diminta itu menjangkaui kemampuan diri sendiri. Namun, percayalah setiap hasrat dan keinginan yang baik
AlIlmam, halama 55 Thariq Al Hijratain, halaman 608 Ad-Durar As-Sanniyyah (10/142). Para ulama rahimahumullah berbeda pendapat tentang ahli fatrah yang tinggal pada suatu zaman dimana tidak ada seorang pun rasul yang datang kepada mereka.Atau mereka berada disatu tempat dimana dakwah tidak sampai kepada mereka. Ulama berbeda pendapat menjadi beberapa pendapat.
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, 'Kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (QS. Al-Ankabut [29] : 2-3)
. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sahabat, tengoklah surat cinta dari Allah, dalam surat Al-ankabut ayat 2-3"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan,"Kami telah beriman", sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." [Surah Al-Ankabut ayat 2-3].Diuji, itu kata kunci yang harus kita pegang tatkala kita beriman. Sekaligus ini seharusnya menjadi yang maklumum bahwa jika kita sudah mengetahui akan diuji keberimanan kita maka sebagai seorang akan yang diuji, kita harus siap siaga. Jadi layaknya seorang yang telah diberitahu bahwa nanti akan ada tamu yang datang kerumah sebagai penerima tamu yang baik kita haris mempersiapkan dalam menerima ujian, kita harus benar benar mempersiapkan diri agar tidak menggoyangkan iman kita sedikit bersiaplah...Fighting... Lihat Catatan Selengkapnya
Manusia seperti permata sebagaimana orang bijak katakan sebagai berikut Permata tak bisa di poles tanpa gesekan, manusia tak bisa sempurna tanpa ujian Sesungguhnya ujian yang Allah berikan kepada kita, hakikatnya merupakan salah satu sarana untuk mentarbiyah manusia agar menjadi manusia yang beriman, bertauhid dan berilmu. Sebagaimana orang belajar untuk mendapatkan gelar sarjana atau kenaikan tingkat pendidikan haruslah dilakukan ujian dan harus dimiliki guru pembimbing. Begitu juga dalam proses mendapatkan Tauhid, iman dan Ilmu Allah. Lalu siapa guru pembimbingnya sudah tentu adalah nabi Muhammad Saw. Dalam hal ujian, Rasul sendiri menyatakan bahwa proses kenabian yang dijalaninya bersama para nabi-nabi adalah yang terberat. Suatu hari seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, âWahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya?â Beliau SAW menjawab âPara nabi, kemudian orang-orang saleh, kemudian yang sesudah mereka secara berurutan berdasarkan tingkat kesalehannya. Seseorang akan diberikan ujian sesuai dengan kadar agamanya. Bila ia kuat, ditambah cobaan baginya. Kalau ia lemah dalam agamanya, akan diringankan cobaan baginya. Seorang mukmin akan tetap diberi cobaan, sampai ia berjalan di muka bumi ini tanpa dosa sedikit pun.â HR Bukhari. Namun demikian Tuhan meyakinkan bahwa ujian yang diturunkan kepada manusia adalah sesuai dengan kadar kemampuan masing-masing orang. Tuhan mengajarkan untuk menghadapinya dengan menjadikan diri sabar dan shalat sebagai penolong. Firman Allah Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala dari kebajikan yang diusahakannya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya. Mereka berdoa âYa Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafirâAlbaqarah 286 Apakah setelah naik tingkat dan derajat lalu urusan selesai? Firman Allah â Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan âKami telah berimanâ, sedang mereka tidak diuji lagi? Alankabut 2 Naiknya derajat atau tingkatan tersebut bukan berarti urusan selesai, karena hidup ini adalah proses yang terus berlanjut. Semakin tinggi atau derajat seseorang maka semakin tinggi resiko yang akan dihadapinya. Ibarat seseorang dekat dengan raja, maka segala perbuatan dan prilakuanya harus mencerminkan loyalitasnya. Karena itu harus terus waspada dan menjaga sopan santun kepada rajanya. Sedikit saja menyeleweng atau bersebrangan pendapat akan dinilai raja sebagai sikap yang menentang. Firman Allah Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya âBilakah datangnya pertolongan Allah?â Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. Albaqarah 214. Orang yang mencapai tahapan ini akan bersedih jika mendapatkan kemuliaan atau kebaikan dengan berucap istighfar dan sebaliknya akan bergembira jika musibah datang menemuinya dengan mengucapkan hamdallah. Musibah yang datang akan disikapi dengan suka cita sebagai tetap adanya kasih sayang Allah kepada dirinya dan adanya kesempatan naik tingkat bila dapat melalui ujian musibah itu. Sesuai Firman Allah Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. Ali Imran 120
Jenis-Jenis Ujian Keimanan bagi Umat Islam Kesenangan, Kesusahan, Perintah, Larangan, Musibah sesuai Kadar Keimanan. UMAT Islam di seluruh dunia akan terus mendapatkan ujian keimanan dari Allah SWT. Ujian iman bagi kaum Muslim ini bahkan muncul sejak agama Islam diturunkan ke SWT akan menguji kesungguhan keimanan kaum Muslim dengan banyak ujian sehingga diketahui siapa yang benar-benar beriman atau pura-pura beriman alias berbohong; siapa yang sabar, siapa yang kufur, siapa yang munafik, dan siapa yang siap berjihad atau yang lari dari medan jihad kerena lemah iman."Apakah manusia itu mengira, bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan âKami telah berimanâ, sedang mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, sehingga Allah mengetahui orang-orang yang benar dan pendusta.â QS Al-Ankabut [29] 2-3."Apakah kalian mengira akan dapat masuk surga sedang belum datang kepada kalian cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan serta digoncang dengan bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya âBilakah datangnya pertolongan Allah?â Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekatâ QS. Al-Baqoroh [2] 214."Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.â Ali Imron [3] 142âAllah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk Munafik dari yang baik MukminâŚâ QS Al-Baqoroh [2] 179.Ujian Keimanan Kesenangan dan KesusahanSecara umum, Allah SWT menguji keimanan kaum Muslim itu dengan dua jenis ujian, sebagaimana dinamika dan ketentuan yang berlaku dalam kehidupan di dunia1. Kesenangan atau kenikmatan2. Kesusahan atau kesengsaraan," Sungguh akan kami uji iman kalian dengan kesusahan dan dengan kesenangan. Dan hanya kepada Kamilah kalian akan dikembalikanâŚâ QS Al-Anbiyaâ [21] 35âDan sungguh akan Kami uji iman kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.â QS Al-Baqoroh [2] 155.Muslim atau mukmin yang benar-benar beriman, akan menghadapi ujian kesenangan dengan bersyukur, yaitu1. Menyadari nikmat itu dari Allah SWT2. Secara lisan memuji-Nya -mengucapkan hamdalah, Mempergunakan nikmat itu untuk ibadah dan kebaikan semata. Nikmat harta, misalnya, dengan cara mengeluarkan zakat, infak, sedekah, dan mendukung dakwah berupa kenikmatan atau kesenangan ini merupakan ujian terberat karena bisa membuat orang lupa diri, lupa Allah, dan sombong atau takabur, sebagaimana ucapan Nabi Sulaiman"Karunia ini merupakan pemberian Rabbku untuk menguji imanku, apakah aku bersyukur atau aku kufur. Siapa bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, sedang siapa kufur, sesungguhnya Rabbku Maha Kaya lagi Maha Mulia.â QS An-Naml [27] 40.Ujian kesusahan dihadapi dengan sabar, yakni menyadari kesengsaraan itu datang dari Allah SWT sebagai adzab, balasan kemaksiatan, atau untuk meningkatkan keimanan dan membersihkan dosa-dosa. Kesusahan dihadapi juga dengan tobat dan mohon ampunan kepada-Nya istighfar."Musibah berupa apa saja yang menimpa orang Muslim akan menyebabkan Alah menghapuskan dosanya, walaupun musibah itu hanya berupa duri yang menusuknyaâ HR. Bukhari."Dan berikanlah berita genbira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata âSesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nyaâ QS Baqoroh [2] 155-156.Ujian Keimanan Perintah & LaranganUjian keimanan secara umum adalah perintah dan larangan Allah SWT. Dalam Islam ada hal yang wajib dilakukan, seperti dalam Rukun Iman dan Rukun Islam, dan ada hal yang tidak boleh dilakukan, seperti perbuatan keji dan menyekutukan Allah SWT"Katakanlah âRabb-ku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, mengharamkan mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu, dan mengharamkan mengada-adakan terhadap Allah apa saja yang tidak kamu ketahui.â QS Al-Aâraf [7] 33.Ujian Keimanan Sesuai dengan Kadar ImanAllah SWT akan menguji seorang mukmin sesuai dengann kadar keimanannyaâYa Rasulullah, manusia mana yang paling berat menanggungkan balaâ ujian iman?â. Jawab Nabi âPara Nabi, kemudian yang seumpamanya. Kalau seseorang ringan lemah dalam din agama-nya, maka ia diberikan cobaan sesuai dengan kadar din-nya. Dan kalau agama seseorang kuat, maka kadar ujian iman yang Allah berlakukan terhadap dirinya berat. Senantiasa seorang hamba menerima balaâ, sehingga dosanya hapusâ HR Bukhari.Demikianlah jenis-jenis ujian keimanan bagi Umat Islam. Semoga kita dan senantiasa mampu menghadapinya dan lulus dari ujian-Nya. Amin...!Wallahu a'lam bish-shawabi.
Firman Allah [2] Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan âKami telah berimanâ, sedang mereka tidak diuji lagi. [3] Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta [Surah al-Ankabut, 29 2-3] Terjemahan dalam Bahasa Inggeris [2] Do men think that they will be left alone on saying, We believe, and not be tried? [3] And certainly We tried those before them, so Allah will certainly know those who are true and He will certainly know the liars. [Surah al-Ankabut, 29 2-3] Menekuni bidang kejuruteraan mekanikal & aeroangkasa, berhajat menjadi seorang ahli akademik, namun dengan ketetapan takdir akhirnya memberi fokus kepada pelbagai permasalahan umat Islam yang rumit. Mempelbagaikan bahan bacaan-merangkumi ekonomi, sejarah, pemikiran dan sains sistem, psikologi, usul fiqh, tidak dilupakan al-Quran dan hadis-untuk mencari penyelesaian menyeluruh. Pernah aktif bermain bola keranjang walaupun ketinggian kurang meter. View all posts by Post navigation
tidak beriman seseorang sebelum diuji